Kisah Turunnya Wahyu Pertama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Sebelum penunjukan sebagai Nabi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu menyendiri di Goa Hira. Sekitar 27 hari sebelum penobatan sebagai nabi, beliau berada di Goa Hira selama kurang lebih satu bulan.
Goa Hira merupakan sebuah goa yang berada di puncak gunung batu, disitu hanya ada sebuah celah kecil yang mungkin hanya muat sekitar 1-2 orang saja, satu sisi untuk masuk, sisi lainnya langsung menghadap ke Ka’bah.
Ada 2 alasan kenapa Nabi memilih goa hira, pertama karena tempatnya yang jauh dari keramaian manusia, sehingga beliau bisa dengan tenang berada disana, kedua karena tempatnya tinggi dan langsung menghadap kearah Ka’bah.
Nah, tepat pada malam 27 Ramadhan, di tengah malam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk melihat kearah Ka’bah, tiba-tiba datang seorang laki-laki memakai baju putih dengan membawa sebuah kotak yang berisi sebuah buku, kemudian ia langsung mendekati beliau.
Kejadian ini berada di goa hira, dimana secara logika tidak mungkin seseorang datang secara tiba-tiba kemudian berada tepat di belakangnya tanpa ada suara apapun sebelumnya.
Dan, ternyata… orang tersebut adalah malaikat Jibril yang menyamar sebagai seorang laki-laki datang pertama kali untuk memberikan wahyu pertama.
Seperti sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - مِنَ الْوَحْىِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِى النَّوْمِ ، فَكَانَ لاَ يَرَى رُؤْيَا إِلاَّ جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ ، ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلاَءُ ، وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ - وَهُوَ التَّعَبُّدُ - اللَّيَالِىَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ ، وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ ، فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا ، حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِى غَارِ حِرَاءٍ ، فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ . قَالَ « مَا أَنَا بِقَارِئٍ » . قَالَ « فَأَخَذَنِى فَغَطَّنِى حَتَّى بَلَغَ مِنِّى الْجَهْدَ ، ثُمَّ أَرْسَلَنِى فَقَالَ اقْرَأْ . قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ . فَأَخَذَنِى فَغَطَّنِى الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّى الْجَهْدَ ، ثُمَّ أَرْسَلَنِى فَقَالَ اقْرَأْ . فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ . فَأَخَذَنِى فَغَطَّنِى الثَّالِثَةَ ، ثُمَّ أَرْسَلَنِى فَقَالَ ( اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ * خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ * اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأَكْرَمُ ) » . فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَرْجُفُ فُؤَادُهُ ، فَدَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ بِنْتِ خُوَيْلِدٍ رضى الله عنها فَقَالَ « زَمِّلُونِى زَمِّلُونِى » . فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ ، فَقَالَ لِخَدِيجَةَ وَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ « لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِى » . فَقَالَتْ خَدِيجَةُ كَلاَّ وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا ، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ ، وَتَقْرِى الضَّيْفَ ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ . فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلِ بْنِ أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى ابْنَ عَمِّ خَدِيجَةَ - وَكَانَ امْرَأً تَنَصَّرَ فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعِبْرَانِىَّ ، فَيَكْتُبُ مِنَ الإِنْجِيلِ بِالْعِبْرَانِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ ، وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِىَ - فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ يَا ابْنَ عَمِّ اسْمَعْ مِنَ ابْنِ أَخِيكَ . فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ يَا ابْنَ أَخِى مَاذَا تَرَى فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - خَبَرَ مَا رَأَى . فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ الَّذِى نَزَّلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى - صلى الله عليه وسلم - يَا لَيْتَنِى فِيهَا جَذَعًا ، لَيْتَنِى أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « أَوَمُخْرِجِىَّ هُمْ » . قَالَ نَعَمْ ، لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلاَّ عُودِىَ ، وَإِنْ يُدْرِكْنِى يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا . ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّىَ وَفَتَرَ الْوَحْىُ
Dari Aisyah Ummul Mukminin r.a. bahwa ia berkata, "Pertama turunnya wahyu kepada Rasulullah secara mimpi yang benar waktu beliau tidur. Biasanya mimpi itu terlihat jelas oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik untuk mengasingkan diri ke Gua Hira. Di situ beliau beribadah beberapa malam, tidak pulang ke rumah istrinya.
Untuk itu beliau membawa perbekalan secukupnya. Setelah perbekalan habis, beliau kembali kepada Khadijah, untuk mengambil lagi perbekalan secukupnya. Kemudian beliau kembali ke Gua Hra, hingga suatu ketika datang kepadanya kebenaran (wahyu), yaitu sewaktu beliau masih berada di Gua Hira.
Malaikat datang kepadanya, lalu berkata, "Bacalah"Nabi menjawab, "Aku tidak bisa membaca". Nabi menceritakan, "Maka aku ditarik dan dipeluknya hingga aku kepayahan. Lalu aku dilepaskannya dan disuruh membaca. Malaikat berkata "bacalah" aku menjawab "aku tidak bisa membaca."
Maka aku ditarik dan dipeluknya hingga aku kepayahan. Lalu aku dilepaskannya dan diminta membaca. "Bacalah" maka aku jawab "aku tidak bisa membaca." Maka aku ditarik dan dipeluknya untuk ketiga kalinya.
Kemudian aku dilepaskan seraya ia berkata "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakanmu. Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Demi Tuhanmu yang Maha Mulia."
Setelah itu Nabi pulang ke rumah Khadijah binti Khuwailid, lalu berkata, "Selimuti aku, selimuti aku!" Khadijah menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Kata Nabi kepada Khadijah binti Khuwailid (setelah menceritakan semua kejadian yang dialami Nabi), "Sesungguhnya aku cemas atas diriku."
Khadijah menjawab, "Jangan takut, demi Allah, Tuhan tidak akan membinasakan engkau. Engkau selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran." (HR. Al Bukhari)
Melihat kejadian tersebut, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ketakutan kemudian memutuskan untuk kembali ke Mekkah, pada saat yang bersamaan Khadijah istri beliau yang sedang berada di rumah merasa gelisah dan kawatir dengan kondisi Nabi, sehingga Khadijah meminta pembantunya untuk melihat keadaan Nabi di goa hira.
Tapi saat tiba di goa hira, dia tidak mendapati Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam karena Nabi sudah turun ketika ia sedang naik, dan mereka tidak berpapasan di tengah jalan.
Sebelum tiba di Mekkah, ditengah jalan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar suara dari langit, saat itu langit sudah agak terang karena waktu sudah mulai pagi sehingga langit terlihat jelas.
Suara tersebut mengatakan, “Wahai Muhammad!”
Sontak Nabi langsung mengangkat kepalanya kelangit.
Ternyata itu adalah suara malaikat Jibril yang datang dengan poster aslinya, ia memiliki 600 ekor sayap dimana sayap-sayapnya memenuhi seluruh langit, dari barat ke timur hingga selatan ke utara.
Kemudian malaikat Jibril berkata “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, dan aku adalah Jibril.” sebanyak tiga kali.
Setelah itu malaikat Jibril menghilang.
Lalu dengan penuh ketakutan Nabi pulang ke rumah Khadijah binti Khuwailid, dan berkata, "Selimuti aku, selimuti aku!" Khadijah menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Kata Nabi kepada Khadijah binti Khuwailid (setelah menceritakan semua kejadian yang dialami Nabi), "Sesungguhnya aku cemas atas diriku."
Khadijah menjawab, "Jangan takut, demi Allah, Tuhan tidak akan membinasakan engkau. Engkau selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran."